Dyslexia atau Disleksia sangat umum dialami oleh anak-anak. Namun orang dewasa pun bisa saja mengalami disleksia.
Masalah dalam sintaks merupakan masalah gangguan disleksia. Mereka susah mengerti terhadap tata bahasa yang mempunyai makna sama namun tata bahasa yang berbeda.
2. Mintalah anak disleksia untuk memilih salah satu huruf yang ada pada tulisan atau cerita yang anda buat.
3. Kemudian perintahkan anak untuk menuliskan huruf tersebut dengan besar.
4. Suruhlah sang anak menatap huruf yang mereka buat dengan konsentrasi sebelum Anda mengucapkan secara keras. Berharap bisa menghafalkan apa yang dia lihat mempunyai pengucapan yang sesuai dengan apa yang Anda ucapakan.
5. Setelah berulang- ulang Anda menyebutnya, suruhlah sang anak disleksia untuk menirukan dan menunjukan tulisan.
6. Tahapan terakhir mintalah anak untuk menuliskan di kertas huruf tadi ke kertas tanpa melihat papan tulis.
Disleksia yang susah terdeteksi ini sudah lama ada. Bahkan para ilmuan dan juga pesohor seperti Albert Einstein, Sir Winston Churchill, Tom Cruise, Walt Disney, dan Lee Kuan Yeuw adalah penyandang disleksia.
Belum banyak yang tau kan?
Ok. Untuk mengetahui lebih dalam soal disleksia, Kamu baca terus hingga selesai atau bisa kamu share ke teman melalui media sosial.
# Apa itu Disleksia
Disleksia atau dyslexia adalah gangguan saraf pada bagian otak yang bertugas mengolah bahasa. Kesulitan Proses olah bahasa ini ditandai dengan susahnya menulis, membaca dan mengeja.
Penyandang disleksia akan susah dalam mengolah kata dengan tepat dan akurat.
Setelah kita tau tentang apa itu disleksia. Ada lagi yang perlu Kamu ketahui. Bahwa, disleksia terbagi menjadi 2 yaitu:
● Developmental dyslexia
Developmental dyslexia merupakan faktor genetis atau bawaan lahir. Jenis dyslexia ini susah untuk disembuhkan.
Dalam penelitian mengungkapkan bahwa 70 % gangguan disleksia itu adalah faktor keturunan. 30% lagi faktor eksternal.
● Acquired dyslexia
Jenis Disleksia acquired awalnya penyandang normal, tetapi setelah dewasa tiba-tiba mengalami cedera otak sebelah kiri dan hal itu akan bisa menyebabkan disleksia,” kata Kristiantini dalam Seminar Nasional Disleksia, Sabtu (31/7/2010) di Jakarta
Disleksia ini juga sering kali ditandai dengan kesulitan dalam membaca. Hal tersebut yang dapat memengaruhi area kognisi, seperti daya ingat, dan pengendalian gerak.
Dapat juga terjadi kesulitan visual dan fonologis, dan biasanya terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek perkembangan.
Masalah yang mengikuti penyandang disleksia juga di antaranya adalah daya ingat jangka pendek (cepat lupa dengan sebuah instruksi).
Yang sangat perlu di ingat adalah disleksia ini tidak mempengaruhi kecerdasan sang anak atau orang dewasa.
# Masalah-masalah seperti apa yang biasa di alami oleh penyandang disleksia
Untuk masalah-masalah yang dialami penyandang disleksia ini sebenarnya sudah ada di atas. Di bawah ini akan kita kupas secara detail.
1. Masalah fonologi pada disleksia
Masalah fonologi merupakan masalah dalam kekeliruan berbahasa yang di ucapkan. Masalah ini meliputi:
- pada vokal
- konsonan
- kesalahan ucapan
- kesalahan ejaan
- konsonan
- kesalahan ucapan
- kesalahan ejaan
2. Masalah mengingat perkataan
Masalah mengingat perkataan ini yang sangat melekat terhadap disleksia. Mereka penyandang disleksia akan susah sekali mengingat jawaban sederhana dari sebuah pertanyaan.
3. Masalah penyusunan yang sistematis
Penyusunan sistematis memang bagi orang normal merupakan hal mudah. Namun tidak untuk mereka penyandang disleksia.
Masalah penyusunan sistematis misalnya sering lupa urutan bulan dalam setahun.
Atau bahkan mereka lupa terhadap suatu jadwal yang pernah dia buat.
Atau bahkan mereka lupa terhadap suatu jadwal yang pernah dia buat.
4. Masalah ingatan jangka pendek
Ingatan jangka pendek sama halnya dengan pelupa. Ya penyandang disleksia akan cenderung pelupa terutama dalam hal instruksi seketika.
Misalnya sang ibu menyuruh anak disleksia saat dia pulang sekolah " nak, ganti bajumu, abis itu cuci muka, handuk di gantungan di kamar mandi, kalau sudah taruh lagi di situ, abis itu bawakan ibu air satu ember untuk ngepel".
Nah sudah pasti kalau anak penyandang disleksia tak mampu dengan sempurna melaksanakan apa yang ibu tadi katakan.
5. Masalah pemahaman sintaks
Masalah dalam sintaks merupakan masalah gangguan disleksia. Mereka susah mengerti terhadap tata bahasa yang mempunyai makna sama namun tata bahasa yang berbeda.
Misalnya dalam bahasa indonesia itu ada aturan di terangkan-menerangkan. Contoh: tas biru.
Dan dalam bahasa inggris aturanya menerangkan-diterangkan. Contoh: blue bag
Mereka disleksia susah mengerti terhadap tata bahasa yang tidak biasa mereka gunakan. Ketika mereka terbiasa dengan tata bahasa indonesia mereka dalam menyebutnya kedalam bahasa inggris tetap sama seperti tata bahasa indonesia. Menjadi : bag blue.
# Terapi untuk mengobati Disleksia
Terapi disleksia yang akan kita bahas mempunyai 3 jenis terapi.
Terapi ini di berikan dari sejak dini untuk mengantisipasi disleksia seumur hidup.
Ke tiga terapi tersebut ialah:
A. Terapi Multisensory untuk disleksia
Nama lain untuk terapi multisensory adalah VAKT (visual, auditory, kinesthetic, and tactile).
Terapi multisensory adalah pemanfaatan fungsi indra pendengaran, indra peraba, serta indra penglihatan di saat bersamaan.
Beberapa hal untuk melakukan terapi tersebut adalah:
1. Buat hal menarik namun terkait dengan penyebutan huruf-huruf yang mempunyai pengucapan yang hampir sama misalnya " b dan d ".
2. Mintalah anak disleksia untuk memilih salah satu huruf yang ada pada tulisan atau cerita yang anda buat.
3. Kemudian perintahkan anak untuk menuliskan huruf tersebut dengan besar.
4. Suruhlah sang anak menatap huruf yang mereka buat dengan konsentrasi sebelum Anda mengucapkan secara keras. Berharap bisa menghafalkan apa yang dia lihat mempunyai pengucapan yang sesuai dengan apa yang Anda ucapakan.
5. Setelah berulang- ulang Anda menyebutnya, suruhlah sang anak disleksia untuk menirukan dan menunjukan tulisan.
6. Tahapan terakhir mintalah anak untuk menuliskan di kertas huruf tadi ke kertas tanpa melihat papan tulis.
B. Terapi YoGA
Menurut para pakar Yoga, terapi untuk anak disleksia bisa menggunakan YOGA.
Yoga bermanfaat untuk membantu anak menstabilkan emosi dan menyehatkan fisik anak, serta mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkonsentrasi lebih.
C. Terapi motivasi
Sebuah terapi yang bisa membuat anak lebih termotivasi. Termotivasi disini adalah dalam hal pengucapan yang jelas dan pelan.
Terapi ini bertujuan agar anak mudah mengingat dan termotivasi melalui apa yang sudah kita berikan. Jangan lupa apresiasi terhadap apa saja hasil dari yang sudah anak disleksia berikan. Penghargaan tidak melulu berupa hadiah barang.
Namun ucapan secara tulus pun sudah mampu menjadikan suatu motivasi terhapa anak disleksia.
# Penutup
Itulah penjelasan mengenai apa itu disleksia secara terperinci. Semoga artikel yang kami buat dari berbagai sumber ini bisa membantu Anda untuk mengetahui apa itu disleksia, apa itu dyslexia, apa ciri-ciri penyakit disleksia.
Jangan lupa share ke teman-teman sosmed mu.
Sumber: kompas.com, educenter.id, alodokter.com, hellosehat.com.