Berbagai Insiden Memalukan Para Kontestan Puteri Indonesia

Puteri Indonesia merupakan kontes kecantikan yang telah dilangsungkan sejak tahun 1992. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 24 kali dan pada tahun 2020 diadakan di Jakarta dengan tema “Colorful Eas Nusa Tenggara”. Acara tahunan ini disponsori oleh perusahaan kosmetik Mustika Ratu dan sebagai pelaksana kegiatannya adalah Yayasan Puteri Indonesia.
Walaupun mengusung slogan: “3B” (Brain, Beauty, Behavior), yaitu kepandaian, kecantikan dan perilaku yang baik, namun terdapat hal – hal memalukan yang menimpa para kontestan Putri Indonesia. Berikut ini berbagai insiden memalukan yang pernah menimpa para kontestan Puteri Indonesia:
Kalista Iskandar

Kontes ajang kecantikan Puteri Indonesia tahun 2020 sukses digelar, dan menobatkan Ayu Maulida Putri sebagai jawara. Kontestan yang mewakili Jawa Timur itu berhasil mengalahkan 2 finalis lainnya yakni Putu Ayu Saraswati asal Bali dan Jihane Almira Chedid yang mewakili Jawa Tengah.
Meski seluruh rangkaian acara berjalan dengan sukses, ada sebuah moment yang akan terus diingat oleh khalayak. Moment itu adalah ketika salah seorang kontestan yang tidak bisa melafalkan Pancasila dengan baik, hingga menjadi perbincangan banyak orang.
Kontestan itu diketahui bernama Kalista Iskandar, yang mewakili daerah Sumatera Barat. Saat itu Kalista dipersilahkan maju ke depan untuk ditanyai oleh para juri. Adalah Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang melontarkan pertanyaan yang mungkin bagi banyak orang adalah pertanyaan yang cukup gampang. Kalista diminta untuk melafalkan lima sila dalam Pancasila di hadapan para juri dan penonton.
Kalista yang mendapatkan pertanyaan itu raut wajahnya nampak kaget. Kegugupan langsung menyelimuti tingkahnya, karena tidak mengira akan mendapatkan pertanyaan seperti itu. Sayangnya karena terlalu gugup, Kalisa tidak bisa mengucapkan Pancasila dengan baik. Ruangan JCC pun langsung bergemuruh riuh, melihat kesalahan pengucapan yang dilakukan Kalista.
Kejadian itu pun langsung viral dan menghiasi pemberitaan sejumlah media massa dan media sosial. Bahkan karena kesalahan itu, pihak Pemerintah Sumatera Barat sampai tidak mengakui Kalista adalah wakil daerahnya.
Rupa-rupanya momen yang dialami oleh Kalista pernah juga dilakukan oleh kontestan lain. Kasusnya pun berbeda-beda yang membuat nama mereka jadi tercoreng. Berikut sejumlah momen dan kasus memalukan dalam ajang Puteri Indonesia.
Elvira Devinamira

Kasus skandal memalukan pernah menimpa Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira. Skandal itupun menyeret nama mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad. Muncul foto yang diduga menampilkan keduanya sedang berduaan.
Memang antara Elvira dan Abraham Samad ada hubungan pertemanan. Namun setelah dilakukan investigasi, foto tersebut terbukti hanya rekayasa semata. Kasus ini pun sempat mencoreng nama Elvira dan Abraham Samad.
Anindya Kusuma Putri

Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri juga sempat menuai komentar pedas dari masyarakat. Kasusnya pun sangat sensitif dengan kondisi politik saat itu. Anindya mendapatkan kritikan pedas dari banyak masyarakat Indonesia karena pakaian yang dia kenakan.
Saat itu Anindya sedang berlibur ke Vietnam, dan mengenakan baju yang dia beli di sana. Sayangnya baju itu bergambar Palu Arit dan mengenakan Topi Caping yang dikenal sebagai simbol Komunis. Dalam foto yang diunggah, dia juga membubuhkan caption “I’m So Vietnam Today”. Memang, masyarakat Indonesia memiliki sejarah kelam dengan paham Komunis di masa silam.
Nadine Chandrawinata

Nadine yang saat itu menjadi Puteri Indonesia 2005 dan berhak mewakili Indonesia dalam ajang Miss Universe, meninggalkan catatan memalukan. Momen itu terjadi saat Nadine melakukan sesi wawancara tentang profil masing-masing peserta.
Sayangnya, Nadine melakukan kesalahan yang cukup fatal saat menjelaskan tentang Indonesia. Dalam bahasa Inggris, Nadine menyebut Indonesia is a beautiful city, padahal seharusnya menyebut country. Banyak pihak menyayangkan peristiwa ini dan menganggap Nadine belum dibekali ilmu bahasa Inggris yang mumpuni, sehingga bisa melakukan kesalahan fatal semacam itu.
Sementara itu pihak Yayasan Puteri Indonesia menjelaskan jika sebelumnya Nadine sudah mendapatkan pembekalan berbagai materi, termasuk bahasa Inggris selama 3 bulan lamanya. Pihaknya berpendapat, kesalahan pengucapan yang dilakukan Nadine itu lantaran sedang grogi saat diwawancara.
Mampu bangkit dari kesalahan itu, kini Nadine justru sangat aktif dalam mempromosikan dan terlibat berbagai kegiatan terkait kebudayaan Indonesia.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.